PEMBACAAN AL-QUR’AN DI RUANG PUBLIK : REFLEKSI PEMBENTUKAN KARAKTER RELIGIUS SISWA DITENGAH KEPANIKAN MORAL

  • Tri Wahyuni Pascasarjana UIN SUNAN KALIJAGA Yogyakarta
Keywords: kepanikan moral, pembentukan karakter, kegiatan spiritual , ruang publik sekolah

Abstract

Kewajiiban pembacaan Al-Qur’an disekolah merupakan salah satu refleksi kebijakan pemerintah melalui UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. Pada intinya undang-undang tersebut mendukung bahwa peserta didik harus memiliki perilaku  yang baik  atau unggul  di dalam  sekolah maupun dalam masyarakat. Ihwal tersebut mendasari sekolah-sekolah Negeri untuk mengembangkan wacana pendidikan karakter sebagai upaya preventif dan juga sebagai reskontruksi moral remaja (siswa) ditengah terpaan kepanikan moral. Melalui obeservasi dan studi dokumentasi    melalui  sekolah-sekolah  dengan  kegiatan  serupa    menegaskan bahwa fenomena kepanikan moral (moral panics) menjadi permasalahan dasar terhadap perkembanagan pemuda Indonesia dimasa depan. Untuk itu perlu adanya dasar atau panutan untuk membentuk generasi  Indonesia  yang bermoral baik, agar dapat menjadi penerus bangsa yang berkualitas dan berbudi pekerti yang luhur. Tulisan ini memberikan gambaran bahwa kehadiran agama yang diimplementasikan di publik sekolah bukan sebagai bentuk privatisasi, atau eksklusifis  terhadap  ideologi  tertentu.  Lebih  lanjut,  kegiatan  pembacaan  Al- Qur’an dan kegiatan spiritual lainnya hanya sebagai tolak ukur atau metode  untuk membangun kerakter remaja yang baik. Tolak ukur dengan menghadirkan penanaman nilai-nilai agama   disekolah   dinilai sebagai metode yang tepat digunakan untuk membentuk perilaku yang baik pada remaja, dikarenakan tidak adaya standar  kebaikan  lain  yang dianggap  lebih  aplikatif dan  sesuai  dengan masyarakat Indonesia.

Published
2019-06-29